Berlibur memang menjadi hal menyenangkan yang bisa membuat kita lupa akan masalah-masalah yang ada. Tapi kadang-kadang berlibur justru menimbulkan masalah baru, yakni fikiran malh gak fress. Apalagi ketika kita memutuskan untuk mengunjungi kota-kota wisata populer, tak jarang kita bingung kemana dan ngapain. Berikut ini kami bagikan tips berlibur nyaman di Jogja,
1. Parkir di Tempat Parkir Resmi yang Sudah Disediakan
Salah satu keluhan terbesar saat jalan-jalan adalah parkir kendaraannya yang terkadang tak wajar. Parkir motor yang normalnya Rp. 2,000 dan mobil yang normalnya Rp. 5,000 tiba-tiba bisa melonjak tajam menjadi berkali-kali lipat. Tentu saja banyak pemilik kendaraan yang kaget dan mengumpat ketika diharuskan membayar Rp. 20.000 – Rp. 100,000 hanya untuk parkir kendaraan.
Hal ini sebenarnya tidak akan terjadi kok kalau kamu parkirnya di tempat parkir resmi yang sudah disediakan oleh pemkot Jogja. Tempatnya ada di kawasan parkir Malioboro, dekat dengan stasiun Tugu. Di tempat ini kamu bisa parkir baik mobil maupun motor dengan tarif yang wajar. Kalau pengen lebih aman lagi, parkir saja di dalam parkiran Mall Malioboro. Yang jelas, jangan parkirkan kendaraan kamu di parkiran-parkiran liar (biasanya ada di dalam-dalam gang) karena biasanya tarifnya gak wajar sih, apalagi untuk musim liburan seperti ini.
2. Jangan Malu Tanya Harga!
Selain masalah parkir, masalah makan juga kerap kali jadi masalah. Banyak pelanggan yang kaget karena harga makanan yang terkesan gak wajar dan mahal banget untuk ukuran kota Jogja. Alhasil, mereka ramai-ramai memviralkan masalah ini ke sosial media. Padahal makanannya biasa-biasa saja, seperti ayam goreng, gudeg, dan lain-lain. Tapi, karena target pemilik warung-warung lesehan tersebut memang para wisatawan yang ingin menikmati asyiknya makan, harga yang dipatok memang lebih tinggi dibanding dengan warung-warung sejenisnya.
Untuk menghindari shock di belakang saat membayar, kamu harus berani buang rasa malu dan tanya dulu harga untuk makanan yang ingin kamu pesan di depan. Kalau perlu, mintalah daftar harga dari warung lesehan tersebut. Eits, gak sampai di situ. Kamu juga harus kritis bertanya biar gak kena jebakan batman. Umpamanya di situ tertulis harga ayam goreng Rp. 20.000, kamu harus berani tanya, ini ayamnya aja, atau udah sama nasi, sambel, lalapan, dan sebagainya. Gak perlu malu untuk bertanya. Lah daripada malu bertanya nanti kamunya malah kaget suruh bayar ratusan ribu kan gak enak.
3. Berani Tegas ke Pengamen
Masalah pengamen juga jadi salah satu “penyakit” akut yang dibenci oleh wisatawan. Memang sih, Jogja dulu terkenal dengan musisi jalanannya yang memeriahkan suasana syahdu di Malioboro. Tapi, kalau pengamennya suka maksa-maksa dan gak berhenti silih berganti kan lama-lama kamu juga yang repot. Kebayang gak sih baru enak-enaknya makan tapi di depan kamu pengamen datang silih berganti menghabiskan stok uang receh kamu? Kalau kamu memang merasa nyaman-nyaman aja, gak terganggu, dan masih punya uang receh/uang kecil untuk dibagi ke pengamen ya udah gak masalah. Tapi, kalau kamu udah gak punya uang receh lagi dan pengamen tetap datang ke kamu, kamu harus berani nolak, ya.
Kalau seumpama mereka tetap maksa, bahkan mengintimidasi kamu karena kamu gak memberikan uang pada mereka, jangan takut untuk tegas ke mereka. Kamu juga bisa melaporkan mereka ke UPT Malioboro jika tindakan mereka sudah benar-benar mengganggu. Tapi, gak semua pengamen di kawasan Malioboro seperti itu kok. Masih banyak yang benar-benar berniat menghibur dan gak memaksa jika memang kamu udah gak ada uang receh lagi.
4. Jangan Malu untuk Menawar
Salah satu hal yang paling menarik tentang Malioboro adalah pedangang-pedagang kaki lima yang menawarkan souvenir-souvenir khas Jogja. Kalau kamu pas jalan-jalan ke Malioboro dan tertarik pengen beli souvenir-souvenir seperti kaos, gantungan kunci, atau apapun yang dijual di situ, jangan pernah malu untuk menawar. Harga yang pertama ditawarkan oleh pedangang di situ pasti terbilang lumayan mahal untuk ukuran souvenir-souvenir di Jogja, makanya, kamu harus berani nawar. Tawar saja separuh dari harga yang ditawarkan oleh pedagang, kalau dia gak mau, beranjaklah pergi dan cari pedagang yang lain. Toh, sepanjang jalan Malioboro pedagang souvenir gak hanya satu-dua, tapi bener-bener banyak dan berjejer dari ujung ke ujung.
Meski demikian, kamu nawarnya jangan sadis-sadis, ya. Meski pedagang nantinya tetep ngotot menjual dagangannya dengan harga yang agak tinggi (kalau dibandingkan dengan harga souvenir yang dijual di luar kawasan Malioboro), ya udahlah pahamin aja kalau harga-harga tersebut adalah harga yang wajar untuk kawasan wisata padat pengunjung seperti Malioboro.
Itu dia tadi beberapa tips berwisata di kawasan Malioboro. Liburan di Jogja emang belum lengkap sih kalau belum mampir ke Malioboro. Jangan lupa perhatikan tips-tips tadi supaya kamu bisa tetep enjoy dan nyaman saat berwisata ke Malioboro.
5. Penginapan yang Nyaman
Wisata ke Jogja gak cukup donk kalau cuma satu dua hari. Makanya kamu kudu banget milih penginapan yang nyaman. Bayangkan aja kamu lagi wisata eh dapet penginapan yang bikin gak mood, bangun tidur bukannya seger malah pegel-pegel, misalnya. Rekomendasi terbaik ya menginap di Dzawani. Kalian bisa langsung cek Dzawani yang ada di Jogja. Pokonya dijamin Mewah dan Ramah.
One Response
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.